Sabtu, 03 Desember 2011

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN PENGELOLAAN SAMPAH


MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN SAMPAH
Oleh:
Kelompok 4
Asep
Febri Hildawati
Hendri Haryadi
Meiky Satrio
Oktori Ningrat
Reni Oktariyanti
Riri Yulia
Sesfitri Lubis

Dosen :     Nizwardi Azka, M.Kes,MPPH, M.Pd
Sulistina Febriyanti, SKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
2010
KATA PENGANTAR
                                                                                         
                                                        
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul  Pengelolaan sampah.
capan terimakasih kepada bapak Nizwardi Azka, M.Kes,MPPH, M.Pd dan ibu Sulistina Febriyanti, SKM.
selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan berbagai pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan tanggapan untuk kesempurnaan makalah ini dan juga untuk menambah pemahaman terhadap topic yang di bahas.
Akhir kata semoga makalah ini bermamfaat bagi semua.

                                                                                                Penulis






DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.
1.2   Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian Sampah.
            2.2 Pengelolaan Sampah.
                        Jenis – jenis sampah
TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH
METODE PANGELOLAAN SAMPAH








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Penanganan sampah merupakan hal yang sangat kompleks karena tidak saja menyangkut masalah teknis tetapi juga masalah kelembagaan, dukungan biaya, dukungan pemerintah, dan peran serta masyarakat yang terkait erat satu dengan lainnya.Berangkat dari hal tersebut di atas, untuk menyelesaikan problem tersebut harus dilakukan melalui peran serta masyarakat secara aktif.Daerah perkotaan menghasilkan sampah dengan karakteristik tertentu. Sampah perkotaan mempunyai ciri yang didominasi sampah organik, namun demikian bukan berarti tidak ada sampah anorganik.
Sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.


1.2. Tujuan
Kita adalah penghasil sampah. Dalam aktivitas kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi yang besar terhadap persoalan sampah. Pemahaman di masyarakat yang selama ini ada ialah mereka hanya berkewajiban membayar retribusi sampah, untuk itu mereka berhak mendapatkan kompensasi atas retribusi yang telah mereka bayar.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Jenis-jenis sampah:

Berdasarkan sumbernya

  1. Sampah alam
  2. Sampah manusia
  3. Sampah konsumsi
  4. Sampah nuklir
  5. Sampah industri

Berdasarkan sifatnya

  1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
  2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)


Berdasarkan bentuknya

1.      Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

2.      Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
  • Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
  • Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

3.      Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
4.      Sampah manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
5.      Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
6.      Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
2.2 Pengelolaan Sampah.

             Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
  • mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
  • mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Teknis pengelolaan sampah
1.      Pemilahan sampah organik dan anorganik
Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan oleh mikroba atau yang dapat membusuk (daun, sisa makanan, sayuran dll) sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sukar diuraikan (plastik, karet, dll).Setiap rumah tangga diwajibkan memilih sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Dan setiap TPS harus menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan sampah anorganik dengan warna yang berbeda pula.
Untuk sampah anorganik, berupa plastik dan kertas, dapat dijual kiloan ke pengepul atau diolah menjadi barang kerajinan tangan. Yang penulis lakukan di lingkungan tempat tinggal, pengumpulan sampah plastik melalui jalur PKK, setiap pertemuan PKK yang diadakan setiap bulan, penulis mewajibkan ibu-ibu untuk membawa sampah plastik sebanyak-banyaknya dan untuk memberi motivasi, penulis mengganti semua sampah plastik tersebut dengan uang sepuluh ribu rupiah yang masuk ke kas PKK. Selanjutnya sampah plastik penulis berikan ke pemulung.
2.      Menggunakan teknologi murah meriah yang mudah dilakukan oleh masyarakat
Untuk sampah organik dapat dibuat kompos.Metode komposting merupakan langkah sederhana yang tidak menimbulkan efek samping bagi lingkungan, tetapi memberi nilai tambah bagi sampah.Pengelolaan sampah dengan komposting merupakan alternatif terbaik. Dengan adanya pengolahan sampah di tingkat rumah tangga akan mengurangi volume sampah yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA) yang berarti pula mengurangi anggaran pemerintah kota dalam menangani masalah sampah. Ini diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah, sehingga sampah dapat ditangani dengan baik.
3.      Membudayakan hidup bersih dan tertib bisa menjadi kunci penyelesaian masalah sampah. Budaya bersih dan tertib harus diajarkan sedini mungkin dalam keluarga yang akhirnya akan berpengaruh pada masyarakat luas.


Metoda Pengelolaan Sampah
a)      Metoda Pembuang
·         Penimbunan darat
            Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah.
·         Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.






b)      Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listik.
·         Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
·         Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.

·         Pemulihan energy
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.


c)      Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Manfaat pengelolaan sampah
  1. Penghematan sumber daya alam
  2. Penghematan energi
  3. Penghematan lahan TPA
  4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
  1. Longsor tumpukan sampah
  2.  Sumber penyakit
  3. Pencemaran lingkungan
Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya. Pernyataan yang Talloires merupakan deklarasi untuk kesinambungan khawatir dengan skala dan belum pernah terjadi sebelumnya kecepatan dan degradasi lingkungan, dan penipisan sumber daya alam. Lokal, regional, dan global polusi udara; akumulasi dan distribusi limbah beracun, penipisan dan kerusakan hutan, tanah, dan air; dari penipisan lapisan ozon dan emisi dari "rumah hijau" gas mengancam kelangsungan hidup manusia dan ribuan lainnya hidup spesies, integritas bumi dan keanekaragaman hayati, keamanan negara, dan warisan dari generasi masa depan. Beberapa perguruan tinggi telah menerapkan Talloires oleh Deklarasi pembentukan pengelolaan lingkungan hidup dan program pengelolaan sampah, misalnya pengelolaan sampah di universitas proyek. Universitas pendidikan kejuruan dan dipromosikan oleh berbagai organisasi, misalnya WAMITAB Chartered dan Lembaga Manajemen dari limbah.











DAFTAR PUSTAKA

Aditama,TY. (1992). Pengelolaan sampah. Jakarta : Arcan.
Azwar, A. (1996). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan . Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Anonim. (1997). sampah dan Lingkungan Sehat . Jakarta : Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum R.I.
Ditjen PPM dan PL (2002) Pedoman Teknis Pengelolaaan sampah . Jakarta : Departemen Kesehatan R.I.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar