Hendri Haryadi
STIKes ALIFAH Padang
STIKes ALIFAH Padang
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Diabetes artinya adalah kencing yang berlebihan dan Melitus berarti manis, jadi Diabetes Melitus dapat diartikan kencing yang berlebihan dan terasa manis.
Diabetes adalah suatu penyakit, dimana tubuh penderitanya tidak bisa lagi secara otomatis mengendalikan tingkat kadar gula (glukosa) dalam darahnya. Pada tubuh yang sehat, pancreas melepas hormone insulin yang bertugas mengangkut gula dalam darah ke otot-otot dan jaringan lain sebagai pasokan energy. Diabetes merupakan gangguan metabolism (metabolic syndrome) dari distribusi gula dalam tubuh. Penderita tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tidak mampu menggunakan insulin secara efektif, sehinnga terjadilah kelebihan gula dalam darah.
Kelebihan gula yang kronis dalam darah (hiperglikemi) inilah yang terjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan dalam darah itu melimpah ke system perkemihan untuk dibuang bersama urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik semut dank arena itu penyakit ini disebut pula sebagai kencing manis.
BAB II
PEMBAHASAN
PERJALANAN PENYAKIT
Ada 3 fase dari perjalanan penyakit Diabetes Melitus (DM) yaitu : prediabetes, diabetes kimiawi dan diabetes klinik.
1. Periode prediabetes
§ Belum terdapat kelainan dari metabolism
§ Ada faktor genetic
2. Periode diabetes kimiawi
§ Sudah ada kelainan laboratories
§ Belum timbul gejala/asimptomatis
3. Periode klinis
Sudah ada tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit DM
KLASIFIKASI KLINIS
Berdasarkan penyebab, DM dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
· DM primer
· DM sekunder
1. DM primer
· Etiologi tidak diketahui secara pasti
· +_ 90% dari seluruh kasus Diabetes mellitus
· Dapat dibagi menjadi atas dua tipe :
- NIDDM (Non Insulin Dependent DM)
- IDDM (Insulin Dependent DM)
2. DM sekunder
Penyakit DM yang disebabkan karena kondisi/penyakit-penyakit lain yang menyebabkan komplikasi berkurangnya hormone insulin, seperti :
· Hepar : cirrhosis hepatis
· Pancreas : kista, radang kronis, operasi pengangkatan pancreas, kanker dll
· Endokrin : tirotoksikosis, akromegali dll
· Drug induced : diuretika, steroid
· Kelainan pada reseptor insulin
TIPE DIABETES
Pada DM primer sebenarnya ada berbagai jenis gang uan system metabolisme yang terjadi pada pancreas yang memproduksi I nsulin, tetapi pada dasarnya dikenal dua jenis diabetes yang berbeda secara menyolok, yaitu Diabetes tipe I yang tergantung sepenuhyapada insulin dan Diabetes tipe II yang masih bisa dibantu dengan obat-obatan lain. Keduanya memiliki kesamaan karakteristik dalam hal mengakibatkan gangguan pada metabolism, atau pada cara tubuh memanfaatkan makanan yang telah dicerna untuk diubah menjadi energy dan pertumbuhan.
Selain itu dikenal pula berbagai bentuk gejala kelainan glukosa yang tidak termasuk penyakit diabetes, tetapi dapat berkembang menjadi diabetes. Termasuk dalam kelompok ini adalah :
· Kadar gula darah yang rendah (hiperglikemi),
· Gangguan toleransi glukosa
· Diabetes pada kehamilan
1. Diabetes tipe I
Pada tipe ini tubuh perlu pasokan insulin dari luar, karena mengalami kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupn setelah dewasa. Sekitar 10-15% penderita diabetes di Amerika Serikat termasuktipe ini. Penderita harus mendapatkan suntikan insulin setiap hari selama hidupnya, sehingga disebut juga sebagai Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau diabetes mellitus yang tergantung pada pasokan insulin dari luar untuk mengatur metabolism glukosa dalam darah. Dari kondisinya, jenis ini adalah yang paling parah.
Diabetes tipe I ini biasanya ditemuakn pada penderita diabetes yang mengalaminya sejak anak-anak atau remaja, sehingga dulu disebut pula sebagai juvenile Diabetes (Diabetes anak muda). Penderita diabetes tipe I sangat rentan terhadap komplikasi jangka pendek yang berbahaya dari penyakit ini, yaki dua komplikasi yang berhubungan erat dengan perubahan kadar gula darah. Bisa terlalu banyak gula darah (hiperglikemi) ataupun kekurangan gula darah (hipoglikemi). Resiko lain yang dapat terjadi adalah keracunan senyawa keton yang berbahaya dari hasil samping metabolism tubuh yang menumpuk (ketoasidosis) yang dapat rakibat koma diabetic.
2. Diabetes tipe II
Diabetes tipe II terjadi bila insulin hasil produksi pancreas tidak cukup atau sel lemak dan otot menjadi kebal terhadap insulin, sehingga terjadi gangguan pengiriman glukosa ke sel tubuh. Diabetes tipe ini merupakan tipe yang umum ditemui, yang sering penderita diabetes. Karena sebagian besar penderita diabetes tipe II memiliki kelebihan berat badan, maka obesitas sering dijadikan sebagai indicator dari penderita diabetes.
Diabetes tipe II dapat menurun secara genetik, tetapi resiko terjangkit penyakit ini akan diperbesar dengan kelebihan berat badan dan memiliki gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Oleh karena itu maka diet yang seimbangdiikuti dengan olahraga yang teratur dan berat badan yang terkontrol,biasanya dapat mengendalikan diabetes tipe II ini. Usia penderita diabetes tipe II biasanya 40 tahyn keatas, namun akhir-akhir ini diketahui bahwa anak-anak pun sudah ada yang terjangkit dan disebut MODY (maturity onset diabetes of the young).
GEJALA-GEJALA DIABETES MELITUS
Gejala/symptom yang timbul pada penderita DM sebagai bervariasi, tergantung kepada.
ü Kondisi insuffisiensi dari hormon insulin apakah relative atau sudah absolute.
ü Komplikasi yang sudah ada pada perjalanan penyakit.
Diagnosa penyakit DM seringkali dibuat berdasarkan pemeriksaan laboratorium yang didapat secara kebetulan dari pemeriksaan rutin atau pada pemriksaan ibu hamil. Pada orang-orang tertentu perlu dicurigai adanya penyakit DM apabila terdapat kondisi-kondisi :
ü Riwayat keluarga yang positif menderita DM
ü Riwayat ibu yang mempunyai bayi besar
ü Riwayat obesitas
Berdasarkan onset/serangan dari penyakit, maka ppenyakit DM dapat diklasifikasikan dalam dua tipe :
§ Acute onset/juvenile type/DM tipe I
§ Gradual onset/Adult type/ DM TIPE II
1. Gejala Diabetes mellitus I
Gejala diabetes tipe I muncul tiba-tiba saat usia anak-anak sebagai akibat kelaianan genetika, sehinga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
§ Biasanya muncul pada usia dibawah 20 tahun
§ Kadang-kadang bersifat asimptomatik
§ Sering buang air kecil
§ Terus menerus lapar dan haus
§ Berat badan turun
§ Kelelahan
§ Penglihatan kabur
§ Infeksi kulit yang berulang
§ Meningkatnya kadar gula dalam darah dan urine
§ Dapat terjadi kondisi asosiasi dan koma
§ Pada tipe ini dapat terjadi defisiensi insulin yang absolute, mengakibatkan gejala yang lebih berat
Patofisiologi
- Dengan adanya defisiensi insulin, maka glukosa tidak masuk keadaan sel dan tetap berada dalam cairan ekstra selluler/plasma darah. Akibatnya terjadi penarikan cairan intrasel kedalam cairan ekstrael, sehingga volume darah meningkat kembali volume darah tersebut maka terjadilah poliuria.
- Bila kadar gula didalam darah telah mencapai 120-180 mg/100ml maka glukosa akan dikeluarkan pula bersama urine, sehingga pemeriksaan glukosa dalam urine akan positif (glukosuria)
- Kondisi poliuria menyebabkan tubuh mengalami kurang cairan dan orang akan merasa harus dan sering dan banyak minum : polidipsi
- Dengan hilangnya glikosa melalui urine tidak masuk kedalam sel-sel akan mengakibatkan berkuranganya masa jaringan otot dan jaringan lemak sehingga terjadi penurunan berat badan
- Dengan adanya defisiensi insulin maka ion K dan asan amino yang masuk kedalam sel-sel otot dan jaringan lemak juga berkurang. Bila insulin tak setegas diberikan maka akan timbul kondisidehidrasi berat, ketoasidisis dan koma.
2. Gejala Diabetes tipe II
Pada diabetes tipe II gejala muncul secara perlahan sampai terlihat gangguan yang jelas. Kadang-kadang bersifat asimptomatik. Pada tahap awal gejalanya mirip dengan tipe I, yaitu :
§ Cepat lelah, kehilangan tenaga, merasa tidak fit
§ Sering buang air kecil
§ Terus menerus lapar dan haus
§ Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak jelas penyebabnya
§ Mudah sakit
§ Biasanya usia diatas 40 tahun walaupun pada usia anak-anak dan remaja sudah mulai menigkat prevalensinya.
Gejala –gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap hal yang biasa saja. Pada keadaan lanjut dapat muncul gejala lain seperti :
§ Penglihatan kabur
§ Luka yang sulit sembuh
§ Kaki terasa kesemutan, geli atau panas
§ Priuritus/ gatal-gatal pada seluruh tubuh atau sekitar alat genital
§ Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita
§ Impotensi pada pria
Patofisiologi
- Oleh karena adanya ketidak mampuan secara sempurna memindahkan glukosa dari plasma ke sel-sel jaringan maka terjadi glukosuria, poliuria dan polidipsi
- Adanya perubahan glukosa darah menyebabkan osmolaritas dari plasma darah juga berubah-ubah maka hal ini akan mempengaruhi kadar air dalam lensa mata sehingga meninbulkan keluhan kekaburan (bluring vision) pada penderita dan dapat pula menimbulkan kelainan refraksi berupa myopia
- Sering terjadi infeksi yang bersifat rekuren/berulang yang dapat berupa furunkel, karbunkel, infeksi traktus urinarius, vaginitis dan sebagainya. Infeksi yang berulang ini diduga sebagai akibat timbulnya polimorfonuklear yang abnormal pada penderita DM
- Pada sebagian penderita DM tipe II dapat terjadi pula hipoglikemia post prandial, karena out put insulin yang perlahan-lahan pada awal postprandital tetap bertahan sampai beberapa jam lamanya.
KOMPLIKASI DIABETES
Bila diabetes tidak segera diatasi maka dapat berkembang gangguan yang lebih parah. Apabila gejala-gejala diabetes sudah muncul, sesungguhnya penyakit ini sudah berada pada stadium lanjut.
Pada umumnya komplikasi diabetes berupa gangguan serius dan dapat termasuk dalam kasus gawat darurat, antara lain :
· Kehilangan kesadaran
· Tekanan darah tinggi
· Penyakit jantung
· Kerusakan samapai gagal ginjal
· Katarak
· Ganggren dan akibatnya harus diamputasi
JENIS-JENIS DIABETES LAIN
1. Gangguan toleransi glukosa
Pada kondisi ini kadar gula darah sudah diatas normal tapi tidak terlalu tinggi untuk didiagnosa sebagai diabetes (115-140 mg/I). gejala diabetes juga tidak muncul. Sekitar 25% dapat berkembang menjadi diabetes. Namun demikian kelompok ini tetap berisiko tinggi yang untuk jangka panjang berakibat pada penyakit jantung koroner.
2. Diabetes sekunder
Diabetes sekunder adalah kondisi penderita yang mengalami penyakit lain, penggunaan obat-obatan atau zat kimia yang dapat menimmbulkan diabetes. Diantaranya adalah penyakit pancreas yang biasa dialami pencandu alcohol, hormone yang abnormal seperti pengunaan kortikosteroid, terapi sulih hormone.
3. Diabetes karena kehamilan
Kondisi ini terjadi hanya dalam masa kehmilan, dan sekitar 95% tidak mengalami lagi setelah kahamilan, namun tetap harus diwaspadai kemungkinan mengalami diabetes yang sesunguhnya dkemuudian hari. Penderita diabetes ketika hamil hanya gejala ringan dan tidak membahayakan si ibu, tapi dapat menimbulkan masalah pada bayinya, terutama dalam bentuk hipoglikemia dan sindrom masalah pernafasan. Pada ibu rentan terhadap toksemia. Kebanyakan ini diatasi dengan diet dan olahraga, meskipun ada juga yang sampai membutuhkan insulin.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO DIABETES
1. Kelainan genetika
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Namun demikian terkena dia bêtes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badab, stress dan kurang bergerak. Keturunan merupakan faktor yang paling berperan bagi diabetes tipe I.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul dan rawan pada usia 45 tahun, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. Semakin tua seseorang maka risikonya semakin bertambah.
3. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang suak ngemil untuk meningkatkan serotonin otak yang memberikan efek penenang sementara. Namun kebiasaan itu meneybabkan konsumsi gula dan lemak menjadi berlebihan meningkatkan risiko terkena diabetes.
4. Pola makanan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat badan sama-sama meningkatkan risko kena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pancreas, sedangkan obesitas mengakibatkan gangguan kerja insulin.
PENCEGAHAN
Secara teoritis tidak ada upaya preventif primer yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit DM, walupun masih diharapkan dapat ditunda. Jadi pencegahan lebih titik beratkan pada pencegahan sekunder dengan upaya dapt menemukan DM seawall mungkin seperti skrening terutama;
· Orang-orang ynag punya faktor genetic
· Kadar glikosa tinggi waktu hamil
· Adanya gangguan vaskuler
· Orang-orang gemuk
Secara umum maka untuk dapat menunda terjadinya DM/pun mencegah komplikasi nya maka dianjurkan hal seperti ini dapat dilakukan :
1. Bila kegemukan, turunkan berat badan
2. Lakukan olahraga aerobic paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali selama 15-60 menit
3. Konsumsi gula seperlunya atu sedikit mungkin karena bukan merupakan bagian penting dari menu yang sehat
4. Setelah berumur 40 tahun, periksalah kadar gula darah setiap tahun, trutama bagi yang mempunyai riwayat keturunan
5. Pencegahan komplikasi pada penderita DM dengan cara pengendalian gula darah
Periode dalam perjalan penyakit DM ini yang seringkali diabaikan oleh penderita adalah :
1. pada fase awal DM
Pada fase ini penderita tidak merasa ada keluhan atau gangguan kesehatan pada tubuhnya. Malahan penderita sering merasa lebih sehat karena nafsu makannya lebih baik, minumnya banyak, buang air kecil lancar dan badan biasanya lebih gemuk.
2. Pada fase pengobatan ,
Penderita seringkali tidak disiplin dalam mengontrol kadar gula darahnya. Padahal, kadar gula darah pada penderita DM harus selalu diupayakan selalu dalambatas-batas normal dengan berbagai cara termasuk obat-obatan dan kalau perlu dengan menggunakan hormon insulin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada kasus penyakit Diabetes dimana glukosa tidak disimpan dalam jaringan dan menumpuk dalam darah, muncullah gejala kelelahan, lapar gula dan emosional. Gula yang menumpuk dalam pembuluh darah akan membuat darah enjadi kental dan alirannya melambat, sehingga mengakibatkan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawa oleh darah.
Dewas ini dengan ditemukannya Insulin dan oral antidiabetik terjadi peningkatan survival rate sehingga ada peningkatan dan perbaikan kemampuan dalam melanjutkan keturunan bagi penderita-penderita diabetes,maka karena diabetes ini bersifat genetic terjadi pula peningkatan prevalensi dari penyakit diabetes itu sendiri dari tahun ketahun.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,hidayah dan karuniah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan hingga terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu pembimbing(dosen) dan teman-teman mahasiswa yang mendukung penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar tulisan dalam bentuk makalah ini belumlah begitu sempurna. Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk itu penulis berharap agar kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya untuk perbaikan bagi penulis nantinya. Semoga makalh ini bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis dan teman-teman mahasiswa tentunya dalam mata kuliah EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
- Latar belakang
BAB II : PEMBAHASAN
- Perjalan penyakit
- Klasifikasi peyakit
- Tipe diabetes
- Gejala-gejala diabetes mellitus
- Komplikasi diabetes
- Jenis-jenis diabetes lain
- Faktor-faktor risiko diabetes
- pencegahan
BAB III : PENUTUP
- Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Winardi,2009,Epidemiologi Penyakit Tidak Menular,Universitas Baiturrahmah Press,Padang.
www.google .com
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
CHILVIA OKTA FITRIA
MEPRI JUNAIDI
RATNA WELIS RAJIL
RIRi ANDYTA WILIS
RISNA FRISKA LINGGA
DOSEN PEMBIMBING:
DR.Winardi,M.Sc
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ALIFAH PADANG
KESEHATAN MASYARAKAT
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar