TUGAS PEMASARAN SOSIAL
“Sejarah produk kesehatan di Indonesia, Gambarann keberdaan lembaga – lembaga kesehatan dunia dan di Indonesia serta kelompok segmentasi masyarakat berdasarkan persepsi kesehatan”
DiSusun oleh:
Hendri Haryadi
0810104012
Kesehatan Masyarakat
Dosen pembimbing:
Irman.SE, MSi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2011
SOAL.
1. Sejarah produk kesehatan di Indonesia:
a. Era pra Kmerdekaan
i. Belanda
ii. Jepang
b. Zaman kemerdekaan
i. Pra Orde baru (soeharto)
ii. Era Orde baru
iii. Pasca Orde baru
2. Gambarkan keberdaan lembaga – lembaga kesehatan dunia dan di Indonesia yang berkaitan dengan lahirnya lembanga – lembaga tersebut, fungsinya dan tugasnya serta pembiayaan lembaga tersebut (sumber dana).
3. Temukan beberapa kelompok segmentasi masyarakat berdasarkan persepsi kesehatan.
PENYESAIAN.
1. Sejarah produk kesehatan di Indonesia:
a. Era pra Kmerdekaan
i. Belanda.
· Jamu.
Sampai saat ini belum dapat dipastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tapi diyakini tradisi ini telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi ‘tukang meracik jamu’ yang disebut Acaraki.
Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu Kesultanan di Djogjakarta dan Kasunanan di Surakarta.
Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri.
Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan.
Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu.
· Kopi luak.
Sejarah kopi luwak.
Pada zaman belanda sekitar awal abad ke-18 di perkebunan kopi Belanda melarang orang Indonesia di perkebunan memetik buah kopi untuk pribadi, tetapi tetap saja pribumi ingin merasakan minum kopi yang terkenal tersebut. Akhirnya para pekerja menemukan musang yang suka memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, sedangkan biji kopinya masih utuh. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk dan diseduh dengan air panas. Setelah jadi maka terciptalah kopi luwak. Berita mengenai kenikmatan kopi ini terdengar juga oleh Belanda, maka setelah itu kopi luwak menjadi kegemaran orang kaya Belanda.
Manfaat kopi luwak.
1. Kopi melepaskan phytoestrogen dan flavonoid yang dapat menahan pertumbuhan tumor. Mencegah batu empedu yang tumbuh ketika lendir di dalam kantong empedu memerangkap kristal – kristal kolesterol.
2. Mencegah penyakit saraf seperti Alzheimer dan Parkinson. Kandungan antioksidan kopi akan mencegah kerusakan sel yang dihubungkan dengan Parkinson. Sedangkan kafein akan menghambat peradangan di dalam otak, yang kerap dikaitkan dengan Alzheimer.
3. Kopi memiliki kemampuan anti – bakteri dan anti – lengket sehingga dapat menjaga bakteri penyebab lubang menggerogoti lapisan gigi. Selain itu kopi juga dapat mencegah risiko kanker mulut. Senyawa yang ditemukan di dalam kopi dapat membatasi pertumbuhan sel kanker dan kerusakan DNA.
4. Menurunkan risiko mengembangkan diabetes tipe II hingga 30 persen. Asam klorogenik dapat membantu mencegah resistensi insulin, yang merupakan pertanda adanya penyakit ini.
i. Jepang.
· Teh Hijau.
Sejarah Minum Teh
Pertama kali teh dirasakan sebagai minuman terjadi tidak sengaja. Pada zaman Raja Sheng Nung memerintah Negara China sekitar tahun 2737 sebelum Masehi, terjadi peristiwa ini. Seseorang yang sedang memasak air di tengah hutan, ke dalam airnya yang mendidih kebetulan kemasukkan beberapa lembar daun teh. Larutan daun teh ini setelah diminum ternyata dapat memulihkan kesegaran badan yang menyehatkan tubuhnya. Raja Sheng Nung mencicipi minuman teh ini dan langsung menganggap seduhan teh ini sebagai kiriman dari surga. Raja Sheng Nung sangat memperhatikan pemanfaatan tanaman ini. Raja Shen Nung menulis buku dengan judul PEN TSAO (buku pengobatan). Antara lain Sheng Nung menulis bahwa “Cha” (teh) yang diseduh rasa pahit sedap merangsang, selain menghilangkan rasa haus juga menyembuhkan penyakit. Bagi para pendeta Budha yang bertapa(meditation) dapat memberikan rasa tenang tetapi tidak mengantuk. Sheng Nung selain terkenal sebagai raja juga dikenal sebagai dukun yang mujarab (Devine Healer).
Segudang Manfaat TEH HIJAU (GREEN TE/ CEMELLIA SINENSIS).
1. Teh hijau Cap Pohon Kurma,adalah Produk teh Indonesia, yang dihasilkan dari perkebunan teh yang telah ditanam ratusan tahun yang lalu sejak zaman Belanda yang berada di lereng Gunung Lawu, Jawa Timur. Dalam penanaman secara alami, bebas dari pupuk kimia, dengan kandungan air mineral tinggi. Yang menghasilkan Daun Teh terbaik.
2. Dengan proses standarisasi, pemetikan, pelayuan ,pengeringan/ Oven, di jamin Higineis 100% bebas dari bahan pengawet. Dan dikemas dalam alumunium foil keharuman tetap terjaga.
b. Zaman kemedekaan.
i. Pra Orde baru (Suharto).
Untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia, Soeharto memulai kampanye Keluarga Berencana yang menganjurkan setiap pasangan untuk memiliki secukupnya 2 anak. Hal ini dilakukan untuk menghindari ledakan penduduk yang nantinya dapat mengakibatkan berbagai masalah, mulai dari kelaparan, penyakit sampai kerusakan lingkungan hidup.
ii. Era orde baru.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi terutama produk keshatan sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga produk kesehatan pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
o Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
o Kerja Sama Luar Negeri.
o Pembangunan Nasional.
iii. Pasca orde baru.
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi terutama produk kesehatan. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan.
Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
2. Gambaran keberdaan lembaga – lembaga kesehatan dunia dan di Indonesia.
a. Lembaga kesehatan dunia.
WHO (World Health Organization).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan pada tanggal 7 April 1948 sebagai badan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa. Dengan anggotanya yang hampir mencapai dua ratus negara, badan tersebut melaksanakan program-program berskala dunia untuk mencegah dan melenyapkan penyakit. Tetapi, misi WHO melangkah lebih jauh dari sekedar pengobatan terhadap penyakit jasmani.. Tujuannya adalah “pencapaian tingkat kesehatan yang tertinggi untuk seluruh umat manusia di dunia”, dimana kesehatan didefinisikan sebagai “kesejahteraan yang seutuhnya baik fisik, mental maupun sosial”. Pada hari lahirnya WHI itu juga dinyatakan sebagai Hari Kesehatan Internasional.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan yang menjabat sejak mulai 8 November 2006. WHO mewarisi banyak mandat dan persediaan dari organisasi sebelumnya, Organisasi Kesehatan, yang merupakan agensi dari LBB.
Sejarah.
Konstitusi WHO menyatakan bahwa tujuan didirikannya WHO “adalah agar semua orang mencapai tingkat kesehatan tertinggi yang paling memungkinkan”. Tugas utama WHO yaitu membasmi penyakit, khususnya penyakit menular yang sudah menyebar luas.
WHO adalah salah satu badan-badan asli milik PBB, konstitusinya pertama kali muncul pada Hari Kesehatan Dunia yang pertama (7 April 1948) ketika diratifikasi ( Ratifikasi ) oleh anggota ke-26 PBB. Jawarharlal Nehru, seorang pejuang kebebasan utama dari India, telah menyuarakan pendapatnya untuk memulai WHO. Aktivitas WHO, juga sisa kegiatan Organisasi Kesehatan LBB (Liga Bangsa-bangsa), diatur oleh sebuah Komisi Interim seperti ditentukan dalam sebuah Konferensi Kesehatan Internasional pada musim panas 1946. Pergantian dilakukan melalui suatu Resolusi Majelis Umum PBB. Pelayanan epidemiologi Office International d’Hygiène Publique Prancis dimasukkan dalam Komisi Interim WHO pada 1 Januari 1947.
Kegiatan, tugas dan fungsi.
Selain mengatur usaha-usaha internasional untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular, seperti SARS , malaria , tuberkulosis , flu babi dan AIDS , WHO juga mensponsori program-program yang bertujuan mencegah dan mengobati penyakit-penyakit seperti contoh-contoh tadi. WHO mendukung perkembangan dan distribusi vaksin yang aman dan efektif, diagnosa penyakit dan kelainan, dan obat-obatan. Setelah sekitar dua dekade (dua puluhan tahun) melawan variola , pada 1980 WHO menyatakan musnahnya penyakit cacar (variola) — penyakit pertama dalam sejarah yang dimusnahkan dengan usaha manusia.
WHO menargetkan untuk memusnahkan polio dalam kurun waktu beberapa tahun lagi. Organisasi ini sudah meluncurkan HIV/AIDS Toolkit untuk Zimbabwe (dari 3 Oktober 2006), dengan standar internasional.
Ditambah lagi dalam tugasnya memusnahkan penyakit, WHO juga melaksanakan berbagai kampanye yang berhubungan dengan kesehatan — contohnya, untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran di seluruh dunia dan berusaha mengurangi penggunaan tembakau . Para ahli bertemu di kantor pusat WHO di Jenewa pada bulan Februari 2007 dan melaporkan bahwa usaha mereka pada perkembangan vaksin influenza yang pandemik telah mencapai kemajuan yang bagus. Lebih dari 40 percobaan klinik (clinical trial) (http://en.wikipedia.org/wiki/Clinical_trial) telah selesai atau sedang berlangsung. Kebanyakan difokuskan pada orang dewasa yang sehat. Beberapa perusahaan, setelah menyelesaikan analisa keamanan pada orang dewasa, telah memulai percobaan klinik pada orang lanjut usia dan anak-anak. Sejauh ini semua vaksin aman dan dapat ditoleransi tubuh (diterima tubuh) pada semua tingkat usia.
Setelah bertahun-tahun, WHO secara terus-menerus mencari cara untuk mencapai tujuannya. Prestasi penting yang pertama adalah memberantas penyakit cacar, yang sejak lama dianggap sebagai penyakit infeksi paling mematikan. Cacar telah menyebabkan jutaan kematian dan banyak penderitaan selama berabad-abad. Tetapi, WHO menyusun program untuk memberantas penyakit tersebut. Petugas-petugas WHO pergi ke berbagai negara untuk mengelola program vaksinasi secara besar-besaran. Sebagai hasilnya, penyakit cacar berhasil dilenyapkan pada tahun 1977. Sejak saat itu, WHO mengalihkan perhatian kepada penyakit-penyakit lainnya seperti penyakit polio dan kusta, dimana sekarang ini penyakit-penyakit tersebut telah hampir selesai diberantas.
Selain memerangi penyakit, WHO telah berperan utama dalam mempromosikan ke seluruh dunia program-program kesehatan dan pencegahan penyakit. Melalui kerja sama dengan rekan-rekan di bidang penelitian kesehatan, WHO mengumpulkan data kebutuhan dan kondisi kesehatan secara global, khususnya di negara-negara berkembang. Salah satu prakarsa terbaru adalah Strategi Global dalam Pola Makan, Aktifitas Fisik dan Kesehatan. Proyek ini, diberi mandat oleh Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei 2002, berkembang melalui penemuan bahwa semakin banyak orang di negara berkembang menderita penyakit kronis.
Meningkatnya urbanisasi memainkan peran yang besar dalam mengubah kondisi kesehatan di antara penduduk negara-negara berkembang. Selain itu, telah lama diketahui bahwa penduduk kota lebih suka mengkonsumsi makanan yang padat energi yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dan karbohidrat yang telah diproses. Bagi para penduduk pendatang yang miskin, perubahan tiba-tiba pada pola makan, bersamaan dengan peralihan ke gaya hidup menetap, telah berdampak meningkatnya masalah-masalah kesehatan kronis seperti penyakit hati, diabetes, serangan jantung, kanker dan penyakit pernapasan. Namun demikian, faktor-faktor terbesar yang menyebabkan kondisi ini – tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, peningkatan berat tubuh dan kurangnya olah raga – sebagian besar dapat dicegah.
Penelitian yang dilakukan setelah WHO dibentuk, menemukan bahwa pola makan dan olah raga merupakan elemen kunci dalam memerangi faktor-faktor resiko ini. Sebagai contoh, pola makan yang kaya akan buah-buahan dan sayur-mayur, yang mengandung gizi yang meningkatkan sistem kekebalan, mempertinggi pertahanan alami tubuh untuk melawan penyakit infeksi.
Sumber : wikipedia dan berbagai sumber lainnya.
b. Lembaga Kesehatan Indonesia.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia)
Sejarah.
Organisasi kedokteran awalnya bermula dari perhimpunan yang bernama Vereniging van lndische Artsen tahun 1911, dengan tokohnya adalah dr. J.A.Kayadu yang menjabat sebagai ketua dari perkumpulan ini.
Selain itu, tercatat nama-nama tokoh seperti dr. Wahidin, dr, Soetomo dan dr Tjipto Mangunkusumo, yang bergerak dalam lapangan sosial dan politik.
Pada tahun 1926 perkumpulan ini berubah nama menjadi Vereniging van lndonesische Geneeskundige atau disingkat VIG. Di masa dahulu dikenal 3 macam dokter Indonesia, ada dokter Jawa keluaran sekolah dokter Jawa, ada Indische Arts keluaran Stovia dan NIAS serta ada pula dokter lulusan Faculteit Medica Batvienis pada tahun 1927.
Dalam masa pendudukan Jepang (1943), VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa Izi Hooko Kai. Hampir bersamaan berkembang pula Persatuan Thabib Indonesia (Perthabin) cabang Yogya yang dianggap sebagai kelanjutan VIG masa tersebut. Tidaklah mungkin bahwa Perthabin dan PDI sekaligus merupakan wadah dokter di Indonesia, maka dicapai mufakat antara Perthabin dan Dewan Pimpinan PDI untuk mendirikan suatu perhimpunan dokter baru. Dr. Soeharto berpendapat bahwa perkumpulan dokter yang ada sejak 1911 telah rusak di zaman kependudukan Jepang.
Pada tahun 1945, dokter-dokter Indonesia belum mempunyai kesempatan untuk mendirikan suatu wadah dokter di Indonesia yang berskala nasional.Selanjutnya pada tahun 1948 didirikan Perkumpulan Dokter Indonesia (PDI), yang dimotori kalangan dokter-dokter muda di bawah pimpinan dr. Darma Setiawan Notohadmojo.3. Kelompok segmentasi masyarakat berdasarkan persepsi kesehatan.
Tugas dan fungsi.
Berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No. 791/PB/A.4/10/2010 tentang Komite Penanggulangan Bencana Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, KPB PB IDI ditugaskan :
1. Menyusun pedoman pembentukan Komite Penanggulangan Bencana Ikatan Dokter Indonesia di tingkat Wilayah dan Cabang.
2. Menetapkan pedoman, standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan kegiatan penanggulangan bencana di tingkat Pengurus Besar, Wilayah dan Cabang.
3. Membentuk Pos Komando Tingkat Pusat Pengendalian kegiatan penanggulangan bencana IDI di lingkungan Ikatan Dokter Indonesia.
4. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Komite Penanggulangan Bencana Ikatan Dokter Indonesia.
3. Kelompok segmentasi masyarakat berdasarkan persepsi kesehatan.
Banyak persepsi masyarakat tentang kesehatan yang baik dan ada juga yang tidak baik. Semua itu pasti ada dimensi – dimensi tertentu dengan munculnya berbagai persepsi tentang kesehatan.
Dimensi-dimensi penting yang perlu mendapat perhatian guna peningkatan dan pembaikan lebih lanjut adalah menyangkut: keterjangkuan lokasi, ketepatan kehadiran tenaga kesehatan perawat, kemampuan dokter dari tanggapan terhadap keluhan pasien, keramahan dan kesopanan, kesesuaian pelayanan dengan harapan pesakit. Lebih lanjut, dengan berdasarkan pengukuran faktor internal dan eksternal melalui pengkuran faktor input, proses dan lingkungan daripada persepsi Kepala Puskesmas, maka didapatkan gambaran bahwa pencapaian tahap kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas hingga saat ini, juga disebabkan karena faktor sikap dan kinerja personil yang meliputi faktor internal dan eksternal.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa personil kesehatan atau provider kesehatan dalam sebuah organisasi merupakan fokus daripada hasil karya organisasi tersebut. Artinya, bahwa personil kesehatan atau provider kesehatan harus mempunyai ciri dan sifat yang melekat pada dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar